DonkeyMails.com: No Minimum Payout
Join Vinefire!

Selamat Bergabung di INDONESIA MANDIRI

Berat????,,, memang di situlah letak nya perjuangan demi kemajuan kita barsama.
Kalau saja Bung Karno dengan kesederhanaan gaya hidup Rakyat Indonesia ketika itu berani memperjuangkan, dan bahkan beliau sangat kenyang keluar masuk Penjara - kami yakin kita tidak akan seperti itu, namun tetap memerlukan Pemikiran significant, bila tidak maka DEKOLONIALISASI gaya baru akan sangat tidak terasa apabila anda tidak bergerak darisekaran.

Sabtu, 06 Maret 2010

Sejarahku Karirku dan Oriflame ku

Terlahir dari sebuah Kota Industri 32 tahun yang lalu disebuah kota ditangerang, tahun 1977, disaat itu populasi kehidupan kota Tangerang masih terbilang rendah dan amat sangat sedikit.

Keluarga saya dari keluarga yang sangat sederhana yang seorang buruh pabrik walau dengan kehidupan yang pas pasan hingga akhirnya Orang tua saya tahun 1991 hengkang dari Tangerang kekota Kendal Jawa Tengah kota kecil yang sederhana, namun diKendal kehidupan keluarga semakin baik, karena orang tua ( Ayahanda ) memiliki jabatan yang baik dan hasil yang layak untuk seorang Kepala bagian disebuah perusahaan swasta didaerah Kaliwungu Kendal jawa Tengah.

Pindah dari SMPN 1 Jatiuwung tahun 1991 dan kemudian pindah keseekolah yang amat sangat terkenal karena sekolah itu berisikan anak anak pejabat diKabupaten Kendal dan sekolah yang tingkat prestasinya dikatakan amat sangat luar biasa yaitu SMPN 2 Kendal, bagimana tidak SMPN 1 Kendal yang umurnya ratusan tahun bias dikalahkan oleh SMPN 2 Kendal, SMPN 2 Kendal terkenal dengan disiplin nya yang kuat.

Lepas lulus dari SMPN 2 Kendal saya melanjutkan pendidikan saya keSMAN 1 Cepiring Kendal, dimana sekolah pada saat itu adalah sekolah Negeri pertama diKecamatan Cepiring Kendal yang baru membuka.Dimana saya adalah angakatan kedua selepas kaka saya sebagai angkatan pertamanya diSMAN tersebut.Orang tua karirnya semakin meningkat dan terus melonjak dimana saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara, Saya lulus dari SMAN 1 Cepiring pada tahun 1996, Orang tua memiliki budget yang amat sangat baik bahkan orang tua menginginkan semua anaknya menjadi sarjana walau orang tua saya hanya lulusan STM saja tapi dengan nilai ijasah Matematika 10 itu yang membuat saya takjub dan bangga dengannya.

Setelah lulus dari SMAN 1 Cepring tahun 1996 saya ingin sekali masuk keUniversitas Diponegoro Semarang, namun saya urungkan niat mengingat kemampuan saya tidak seperti Ayahanda saya yang smart karena sering pulang dan pergi keNegara Sakura Jepang, Negara Ginseng Korea, dan Negara berlambang Singa yaitu Singapore. Yang rencana nya saya ingin mendaptarkan diri dan mengikuti UMPTN terpaksa saya urungkan niat dan saya berpikir pasti saya tidak akan diterima diUniversitas tersebut.

Akhirnya saya melangkahkan kaki saya keKota Kla Project yaitu Yogyakarta dengan Kota seribu maknanya, saya mendaftarkan diri saya disebuah Perguruan tinggi swasta yang bernama STIE Kerjasama dan mengambil jurusan Mangement Perusahaan Diploma tiga ( Kampus tersebut lululantah akibat gempa tanggal 2006 ), Saya mengenyam pendidikan disana selama tiga tahun dan lulus dengan sangat memuaskan.

Selepas kuliah masih ingat dan segar dalam ingatan saya sebagai Saleman disebuah Dealer pabrikan Jepang yaitu Suzuki Selama 1 bulan didaerah MT.Haryono Semarang dengan target yang diberikan oleh Management pada saat itu 3 unit Kendaraan, karena jiwa saya adalah seorang Hardworker maka saya tantang Management bila saya dapat menjual 5 unit dalam sebulan saya meminta jabatan yang lebih baik. Janji tersebut diabaikan oleh pihak Management dan kekecewaan pun terlintas dibenak saya, akhirnya saya hengkang dari perusahaan tersebut pada bulan Mei 2000, karena Ayahanda memberikan tawaran kepada saya untuk bekerja diKarawang karena Ayahanda mendapatkan pekerjaan dan jabatan yang lebih tinggi diperusahaan barunya diKarawang.

Berangkatlah saya dengan Ayahanda saya menuju Karawang dimana saya menduduki jabatan sebagai Staff HRD & General affair dan bekerja selama 3 tahun saya diperusahaan tersebut yang akhirnya perusahaan tersebut tutup tahun 2004, karena krisis moneter. Selama Krisis moneter walau perusahaan tutup saya masih menerima gaji dan penghasilan setiap bulannya dengan gaji penuh selama 3 bulan, namun saya tidak ingin tergantung kepada peusahaan yang memang akan tutup.Bulan Maret 2004 saya melamar pada perusahaan swasta dikawasan Cibitung Bekasi dengan nama UR Indonesia dikawasan MM2100 dimana saya bekerja under Outsourching sebagai operator itu sengaja saya ambil karena dari pada saya tidak bekerja sama sekali walau diperusahaan saya yang terdahulu saya masih menerima gaji utuh karena Management dari perusahaan saya yang diKarawang tidak mengetahuinya bila saya sudah bekerja walau sebagai operator.

Berat tantangan yang saya terima sebagai operator diperusahaan tersebut, karena antara karyawan Outsourching dan karyawan under UR Indonesia sangatlah tinggi perbedaannya karena intimidasi dan kesenjangan yang tinggi, maklum saja Indonesia memang menganut system Belanda yang mana orang yang rendah sangatlah tidak ada harganya bahkan tidak dihargai serta tidak ada jaminan sosial tenaga kerjanya.

Terdengar desas desus dimana Manager produksi akan hengkang dari perusahaan tersebut keperusahaan yang akan dibangun dikawasan Delta silicon Cikarang yang bernama Danone Dairy Indonesia under Danone Group sebuah perusahaan milik Perancis, setelah terdengar desas desus saya mencoba melamar pada perusahaan tersebut akhirnya saya melamar diperusahaan tersebut dan diterima sebagai Material Control Production. Selama bergabung saya merasakan adanya kenikmatan dan tidaknya diperusahaan tersebut karena semakin hari banyak KKN yang dilakukan oleh para petinggi perusahaan tersebut, yang akhirnya saya mungkin tidak akan mendapatkan karir yang baik.

Saya merasa tidak nyaman diperusahaan tersebut akhirnya saya merasa mendapatkan tekanan yang hebat yang akhirnya saya dikeluarkan dari perusahaan tersebut pada tahun Nov 2006, saya akhirnya ingin rest dahulu dikota Yogyakarta dimana seluruh kluarga saya tinggal disana.

Saya memiliki target agar bulan Jannuari 2007 saya dapat bekerja dengan jabatan yang lebih baik dan karir yang gemilang karena saya akan tunjukaan kepada orang orang yang merasa bahwa saya tidak bisa seperti mereka,

Bulan Desember pertengahan saya membaca ada perusahaan swasta diBintan Kepulauan Riau membutuhkan tenaga kerja sebagai Supervisor Production, akhirnya saya melamar dengan hanya utk satu posisi saja dari 400 pelamar, dari Test hingga wawancara saya akhirnya diterima diperusahaan tersebut. Perusahaan tersebut bernama Nidec Indonesia under Nidec Group yang berpusat diJepang.

Januari 2007 saya bergabung dengan perusahaan tersebut sebagai Production supervisor yang membawahi, 700 Karyawn, 40 leader, 2 Formen dan 2 Supervisor.Cita cita ingin bekerja pada suatu perusahaan jepang akhirnya tercapai, banyak pengalaman yang saya terima diperusahaan tersebut dan perusahaan yang memberikan saya disiplin yang tinggi seperti militer.

2008 akhir saya mendengar perusahaan tersebut drop dari kapasitas 7 juta perbulan drop hingga hanya 1 juta permintaan dari konsumen yang berasal dari Samsung dan Western Digital ( WD ), akhirnya saya hengkang.

Meninggalkan Nidec Indonesia dan bergabung diperusahaan AMC Bintan sebagai Production Supervisor disalah satu perusahaan pembuat instrument pesawat terbang ( Sub Con dari perusahaan PT.Honeywell Amerika ), saya bekerja pada perusahaan tersebut hanya sekitar 1 tahun saja karena saya hanya berniat mengambil dan menimba ilmu pada perusahaan PCBA ( Print Component Board Assyembly ). Karena bila mendapatkan pengalaman dari sigma black belt, IPC-610 dimana itu adalah standart untuk perusahaan Aerospace dan avionics. Bekerja pada perusahaan electro sangatlah mudah bila memiliki standart IPC-610 dan 6 Sigma black belt, karena jelas memenuhi standart kualifikasi dimana saya bekerja berlatar belakang bukan dari Tehnik akan tetapi dari Management namun semua itu saya terima pengalaman tersebut dari saya yang ingin dan ingin selalu belajar.

Hengkang dari AMC Bintan September 2009 dan bergabung dengan ESCO Bintan, dan saya bekerja diESCO bintan hanya selama 3 bulan saja karena saya ingin mempelajari ilmu Dokumentasi dan yang berhubungan dengan Pemerintah saya mencoba bekerja dibagian Shipping Officer, dan saya juga memang ingin menimba ilmu tentang Shipping dan selama saya bekerja memang tidak nyaman situasi dan lingkungan kerjanya seperti bengkel saja, akhirnya saya memutuskan untuk hengkang dari Bintan karena diterima disalah satu perusahaan diPulau Batam yang bernama PT. Beyonics Technology sebagai Shipping Supervisor bergabung pada bulan Desember 2009 sampai sekarang.

Diperusahaan ini saya menerima banyak pengalaman dan hal yang menarik karena disini saya dapat bertemu dengan kawan seperjuangan dari Bintan dan juga kawan masa saya masih sekolah TK, SD dan SMP dimana dia sudah menjadi orang yang sukses sebagai professional muda.

Sebut saja Oriflame walau saya pernah menproklamirkan bahwa san nya saya ini anti terhadap produk Multi Level Marketing, selepas saya ditawarkan oleh sahabat saya yang berada diTangerang dimana saya termotivasi olehnya tentang produk Oriflame tidak hanya produknya akan tetapi manfaat dari produk tersebut serta keuntungan yang kita raih sebagai member diantara bonus dan manfaat dari produk tersebut dan tidak hanya itu, disaat saya bergabung banyak hal yang dapat kita terima diantara ya mendapatkan penghasilan tambahan yang mana buat saya selalu dan selalu kurang serta ingin menerima tantangan baru, yang hanya satu sampai saat ini adalah buat saya selalu ada semboyan yang selalu melekat pada diri saya yaitu IMPOSSIBLE IS NOTHING.

Oriflame dengan sejuta pengalaman dan latar belakang yang jelas karena Oriflame berdiri dan bermula pada tahun 1967 yang bermarkas diSwedia, dengan kata lain perusahaan ini memiliki pengalaman yang sangat luar biasa dan saya yang menjalankan bisnis ini dengan sangat bangga.

Mengapa dengan sangat bangga karena pengalaman yang saya terima tidak begitu mudah, dimana saat diluar kantor yang begitu padatnya dan terkadang juga bisa dibuatnya santai dengan aktivitas dikantor, saya juga memeiliki sekitar 8 jam kegiatan diluar kantor untuk melakukan prospek untuk mengajak seseorang bergabung dengan Oriflame yang begitu banyak menerima suka maupun dukannya, dengan pengalaman yang masih dianggap seumur jagung akan tetapi saya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk mnjalankan bisnis ini dengan bekerja sama dengan Upline saya yang berada diTangerang.

Technologi yang semakin baik, saya selalu share untuk menimba kekurangan dari saya tentang bagimana membuat suatu system recruitment yang baik dan berkomunikasi yang baik, Banyak yang saya pelajari dari buku panduan dari starter KIT dan juga dari para upline-upline saya yang berada diJakarta dan Tangerang.

Pada dasarnya saya menjalankan bisnis ini semata mata saya ingin meiliki sisa waktu saya untuk melakukan untuk masa depan saya dimana bekerja disuatu perusahaan hanya dipandang pada suatu jabatannya saja dan bersifat sementara, karena bekerja disuatu perusahaan akan dinilai pada saat kita baik akan tetapi pada saat kita tidak baik kita akan dibuangnya oleh perusahaan.

Dibisnis ini semua kita yang mengatur bagimana kita menjadi sukses dan tidak suksesnya tergantung dari kita memiliki tanggung jawab terhadap apa yang kita jalani. Untuk menjalankan bisnis diOriflame semuanya tidak ada kata yang terlambat, akan tetapi pada saat saya diperkenalkan oleh sahabat saya mengapa baru hari ini saya diperkenalkan oleh bisnis ini yang memiliki sejuta pengalaman, makna dan motivasi.

Sistem Learning by doing and share with smile membuat mereka serasa akrab dan membuat Oriflame itu adalah suatu bisnis keluarga yang dapat membuat kita dekat satu sama yang lainnya. Dimana dua manfaat yang saya terima yaitu :

1.Saya dapat bertemu dan kenal dengan semua orang dari berbagai kalangan yang akhir mendaptkan relasi yang luas, dimana saya bekerja dipeusahaan saya diBatam sangat dibutuhkan relasi yang luas baik darikalangan pemerintah dan swasta.

2. Saya juga dapat menerima informasi tentang perusahaan perusahaan diluar tempat saya bekerja untuk bisa memberikan informasi dunia perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja yang pada akhirnya kita dapat saling bertukar informasi dengan rekan rekan didunia industri,
Ayo gengam dan jalankan bersama saya dimana jangan sampai terlambat seperti yang saya kutip dari buku R.A Kartini dalam sebuah buku nya berjudul habis gelap terbitlah terang, yang artinya setiap jalan tidak lah ada yang mudah bila kita mau berusaha dengan ketekunan dan kerja keras, seperti karir yang saya terima dari nol hingga membuat orang terbelalak dengan keberhasilan saya baik didunia industri dan diluar dunia industri.

Kamis, 18 Februari 2010

Poetra Soenda: History of Skid Row

Early years (1986-1988)

Skid Row was formed in Toms River, New Jersey, in 1986 by bassist Rachel Bolan and guitarist Dave "The Snake" Sabo. The pair added guitarist Steve Brotherton who was replaced with Kurtis Jackson and later by Scotti Hill, drummer Rob Affuso, and lead vocalist Sebastian Bach, who replaced original lead vocalist Matt Fallon, to the line-up by early 1987. The band began playing shows in clubs throughout the eastern United States. Thanks to the assistance of friend Jon Bon Jovi, who secured a record deal for Skid Row with Atlantic Records in 1988, they entered the studio with Michael Wagener (of Ozzy Osbourne, White Lion and Extreme fame) to record their first album.
[edit] Skid Row (1989-1990)

Skid Row, released in January 1989, was an instant success. The record went 5x platinum and produced the hit singles "18 and Life", "I Remember You"and "Youth Gone Wild". Despite this success there was a lot of bitterness, because in return for the helping hands of Jon Bon Jovi they had to enter a publishing deal with his newly established Underground Music Company in which they waived their rights to publishing royalties. All money was paid to Jon Bon Jovi and Richie Sambora.[1] After a public dispute Richie Sambora gave his share of the money back to Skid Row.

In what is referred to as "The Bottle Incident" by fans of the band, Bach was hit with a bottle thrown onstage from the crowd at a concert in Springfield, Massachusetts, where Skid Row was opening for Aerosmith on December 27, 1989. Bach threw the bottle back, hitting a girl (not the thrower), so he jumped on the crowd to beat the person who can be seen on a tour video released by Skid Row called Oh Say Can You Scream in 1990.

Shortly thereafter Bach put on, during a concert, a t-shirt proclaiming the anti-gay slogan "AIDS Kills Fags Dead". The shirt was thrown onstage by a fan, and Bach, without looking at it, put it on. After the concert Bach apologized, stating "My grandmother had recently died of cancer, I guess I would be pissed too if I saw someone wearing a 'Cancer Kills Grandmothers Dead' shirt". In later years Bach repeated his apology for wearing the shirt, and made a substantial donation to an AIDS charities and gay rights organizations.
[edit] Slave to the Grind (1991-1992)

Skid Row returned to the studio with Wagener in 1990, to record their second studio album. Slave to the Grind, released in June 1991, it debuted at Number 1 in the American charts, the first metal album to do so. Slave to the Grind became a major success, and Skid Row once again went out on a worldwide tour which lasted over a year, including a leg supporting Guns N' Roses in 1991 and an appearance at the Castle Donington festival in 1992. Slave to the Grind was a departure for the band; where Skid Row was an album that followed the typical hair band formula, Slave to the Grind had a heavier sound, even verging on thrash with the title track.
[edit] B-Side Ourselves, Subhuman Race, departure of Sebastian Bach and Hiatus (1993-1998)

Before a third album could be recorded, Skid Row took an extended hiatus in 1993, following the Slave to the Grind tour and the release of the EP, B-Side Ourselves, in September 1992.

For some time, Skid Row parted ways with Wagener, possibly due to their music taking a different direction for the follow-up to Slave to the Grind. In 1994, the band returned to the studio with Bob Rock (of Metallica, Mötley Crüe and The Offspring fame), to record their third studio album. Subhuman Race, released in March 1995, charted in the top 40. Although it did not achieve the success of Skid Row and Slave to the Grind, it generated a few hits, but at that point, their videos were rarely played on MTV, partly because of the rise in popularity of grunge and subsequent decline of many heavy metal styles and 1980s hard rock.

Eventually, Sebastian Bach was fired by the band in late 1996, just after an argument with Rachel Bolan over a chance to open up for KISS. Skid Row were called to open for KISS on New Year's Eve '96 and Bach was all for it as he has always been a huge fan of KISS. According to Bach, Rachel Bolan was more concerned with his punk band side project and did not want to play the show. Shortly after, drummer Rob Affuso left the band. Although the group never officially disbanded, the remaining members went on to play briefly in a band called Ozone Monday in mid 1998, which featured lead vocalist Sean McCabe.
[edit] The New Skid Row and Thickskin (1999-2004)

Skid Row re-formed in 1999 with new lead vocalist Johnny Solinger, formerly of Solinger, and drummer Charlie Mills. Mills soon left the band and was replaced with drummer Phil Varone, formerly of Saigon Kick. After re-forming, they opened for KISS on their farewell tour, and have also played with other 1980s metal bands such as Poison. They have been on tour every summer. In 2002 they were part of the Rock Never Stops Tour. The new lineup has shared the stage with such acts as Aerosmith, Kid Rock, Def Leppard, Sammy Hagar, as well as many others from their genre.

Skid Row released their fourth full-length studio album, Thickskin, in 2003, which was their first album to feature Solinger and Varone and their first studio album in 8 years. In early 2004, Timothy DiDuro replaced Varone, who had abruptly left the band, citing personal reasons. DiDuro also appeared in the Skid Row video "Ghost." Varone returned, but after wide reports of drug abuse, he again left the band and was replaced by current drummer Dave Gara.
[edit] Revolutions per Minute and recent activities (2005-present)

The fifth (and most recent) Skid Row album, Revolutions per Minute, was released on October 24, 2006 through SPV Records. Michael Wagener reunited with Skid Row and became their producer for this album.

In 2007, the band recorded Jingle Bells for a Monster Ballads Christmas album. At the end of January 2008 they played at MOTLEY CRUISE, a 4-day cruise in the Caribbean (Miami, Key West and Cozumel, MX) with Vince Neil, Ratt, Slaughter, Endeverafter, Lynam.

On February 20, 2008, the band played a private, invitation-only party for the Nordic Games Program group at the Game Developers Conference in San Francisco. Keri Kelli filled in for an ailing Dave Sabo.
[edit] Reunion

Since 1996, Skid Row's music has had a significant impact on fans. Fans would like to see a reunion in the future, however many band members have clearly stated that no reunion will take place in the near future. Sebastian Bach continues to tour with his solo band, and released Angel Down in November of 2007. Skid Row will join a variety of other hard rock acts on the November 2009 cruise entitled

KOMPAS.com

DonkeyMails.com: No Minimum Payout

Foto Kiriman

Foto Kiriman
Mei 1998

di senayan

menunggu keputusan Mei 1998