DonkeyMails.com: No Minimum Payout
Join Vinefire!

Selamat Bergabung di INDONESIA MANDIRI

Berat????,,, memang di situlah letak nya perjuangan demi kemajuan kita barsama.
Kalau saja Bung Karno dengan kesederhanaan gaya hidup Rakyat Indonesia ketika itu berani memperjuangkan, dan bahkan beliau sangat kenyang keluar masuk Penjara - kami yakin kita tidak akan seperti itu, namun tetap memerlukan Pemikiran significant, bila tidak maka DEKOLONIALISASI gaya baru akan sangat tidak terasa apabila anda tidak bergerak darisekaran.

Selasa, 30 Juni 2009

Pancasila Dasar Indonesia Merdeka

Amanat Sumpah Pemuda, yang berkaitan dengan pembentukan komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup orang-orang Indonesia Asli, telah menjadi sifatnya orang-orang Bangsa Indonesia Asli. Sifat Bangsa Indonesia ini telah mendasari tercapainya Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Adapun yang dimaksud dengan orang-orang Bangsa Indonesia Asli adalah terdiri dari orang-orang Indonesia Asli (Pribumi) dan bangsa lain yang telah tinggal di Indonesia sebelum NKRI terbentuk dan telah sepakat memperjuangkan tegaknya sifat Bangsa Indonesia tersebut.

Oleh karena itu, Pancasila sebagai dasar Indonesia Merdeka adalah merupakan sifatnya Bangsa Indonesia. Maknanya, setiap individu Bangsa Indonesia di dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendasarkan pada pengejawantahan Pancasila secara utuh.
Peranannya sebagai sifat bangsa, Pancasila harus berfungsi sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dan akan diberlakukan di seluruh wilayah NKRI. Oleh karena itu, aturan-aturan yang dibangun dan akan ditetapkan sebagai hukum harus memperkuat komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup orang-orang Indonesia Asli.
Dikarenakan fungsinya sebagai sumber dari segala sumber hukum di wilayah NKRI, Pancasila akan menjadi keyakinan standar Bangsa Indonesia. Sehingga, Pancasila akan menjadi falsafah bangsa, karena definisi falsafah bangsa adalah keyakinan standar bangsa yang distandarkan dari berbagai macam keyakinan yang ada di dalam kehidupan bangsa tersebut dengan hukum yang pasti, tetap, dan diterima oleh siapapun juga.
Sebagai falsafah bangsa, Pancasila adalah merupakan sikap keberpihakan Bangsa Indonesia di dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mendekatkan kebenaran relatif terhadap kebenaran absolutnya. Kebenaran relatif ini adalah suatu kebenaran yang berasal dari proses ikhtiar atas pekerjaan yang dikerjakan. Sedangkan, kebenaran absolut adalah kebenaran yang telah ditetapkan dan berasal dari Allah SWT.
Oleh karena itu, setiap individu Bangsa Indonesia harus memiliki sikap keberpihakan kepada:

  1. Tuhan Yang Maha Esa;
  2. Manusia yang adil dan beradab;
  3. Usaha untuk menjaga Persatuan Indonesia;
  4. Rakyat yang dipimpin oleh hikmat (orang-orang yang selalu menambah ilmu pengetahuannya) dalam kebijaksanaan Permusyawaratan/Perwakilan (Lembaga Bangsa/Lembaga Negara); sehingga
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan dapat tercapai

Sikap keberpihakan tersebut di atas harus dapat terukur dalam suatu ukuran yang pasti sebagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara Bangsa Indonesia, yang disebut dimensi Pancasila. Pancasila sebagai falsafah bangsa adalah merupakan suatu standar sifat Bangsa Indonesia. Bila standar ini menstandarkan budaya bangsa, maka diperoleh standar nilai budaya bangsa yang disebut Kreativisme.
Kemudian, Kreativisme menghasilkan suatu standar nilai aturan dasar bangsa yang disebut Gotong Royong. Mufakat sebagai standar nilai interaksi sosial akan diperoleh dari pola interaksi sosial masyarakat yang distandarkan oleh Gotong Royong. Sehingga, standar nilai dinamika politik bangsa yang akan berkembang disebut Musyawarah. Kondisi ini akan diperoleh bilamana dinamika politik bangsa yang terbentuk distandarkan oleh mufakat.
Lumbung sebagai standar nilai ekonomi bangsa akan terbangun dan berkembang dari pembangunan ekonomi bangsa yang lebih menekankan pada Musyawarah. Oleh karena itu, Lumbung akan berfungsi sebagai tempat rakyat bermusyawarah untuk mufakat di dalam menghitung dan mendistribusikan aset bangsa yang dimiliki, dibangun, dan dikembangkan di dalam menjamin keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada akhirnya, sistem Tanah Adat sebagai standar nilai pengembangan lingkungan akan menentukan sistem pola distribusi pembangunan Lumbung yang akan dibangun. Sehingga, perubahan lingkungan yang terjadi tidak akan bertentangan dengan budaya setempat.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai dimensi akan terukur dalam Kreativisme, Gotong Royong, Mufakat, Musyawarah, Lumbung, dan Sistem Tanah Adat. Ukuran-ukuran tersebut akan menentukan Sistem Tata Ruang dari tingkat lokal hingga nasional.
Sehingga, Masyarakat Pancasilais sebagai Masyarakat Kreatif (Creative Society) akan terbangun dari bawah melalui para Pemimpin-Pemimpin yang akan selalu menambah ilmu pengetahuannya dari tingkat lokal hingga tingkat nasional. Maknanya, penegakan kedaulatan rakyat akan benar-benar terjadi dan terealisasi selaras dengan budaya bangsa.

Kamis, 25 Juni 2009

Indonesiaku

Beberapa hari ini menjelang Pemilu Presiden, kita di suguhi berbagai debat baik antar Calon Presiden, Calon Wakil Presiden maupun Team Sukse masing-masing Calon Presiden...
nah sekarang sudahkah kita mengerti betul Visi-Misi yang masing-masing calon Presiden yang akhirnya kita bisa memilih yang menurut Hati Nurani kita nantinya membawa Perubahan di Negeri Tercinta kita 5 Tahun kedepan, ataukah malah kita bingung dengan apa yang sampai saat ini digembar-gemborkan sehingga nantinya kita salah memilih yang akhirnya tidak tambah maju malah sebaliknya menjadi terpuruk.
Apa yang mereka kejar kita yakini akan dapat merubah nasib Bangsa ini hanya sekarang pintar-pintarnya kita menyikapi dan bersikap dewasa yang antinya kita akan mengalami perubahan entah berubah baik atau malah berubah tidak baik..

Dari berbagai Topik yang diangkat dalam berbagai debat President beberapa waktu lalu saya sangat tertarik ingin menulis tentang keutuhan NKRI yang saat ini banyak diisukan ada kekuatan asing yang akan merongrong keutuhan NKRI seperti saat pagi ini saya menerima email dari temen tentang pemberitaan Indonesia di salah satu BLOG, begitu memilukan dan sempat membuat amarah naik yang menjelek-jelekan Indonesia.

www.indoncelaka.blogspot.com

mungkin cuplikanya bisa dilihat hanya kita sedikit menyikapi dengan kepala dingin supaya amarah kita tidak membuat kericuhan...
Ini yang harus kita tangkis, sehingga kita benar-benar menjadi Indonesia Mandiri

Semoga bermanfaat..
Salam Indonesia...

Senin, 22 Juni 2009

Tertankapnya Teroris

Pagi yang cerah di hari kedua minggu ini mengantarkan saya untuk memulai beraktifitas lagi seperti biasa di perusahaan tempat saya bekerja, setelah lebih dari satu minggu mengistirahatkan diri karena bergulat dengan rasa sakit, diawali dengan beribadah di pagi hari memanjatkan Syukur kepada Tuhan atas berkat rahmat sudah diberi kesehatan dengan hati penuh riang dengan " new condition" di tempat dimana saya bekerja saya mulai dengan "senyum" karena dengan senyum banyak mengartikan hati senang, pikiran senang sehingga apapu yang akan di kerjakan akan membuahkan hasil yang baik pula..
Begitu juga Pagi ini saya menyimak berita da salah satu Televisi Swasta Nasional mengenai tertangkapnya Teroris di sebuah Rumah di Cilacap yang disinyalir sebagai tangan kanan gembong Teroris terkenal Noordin M Top, penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 anti teror Kepolisian Republik Indonesia mendapat acungan jempol dari berbagai pihak.
Penangkapan di sela-sela menjelang Pemilu President membuktikan apapun kegiatanya aparat keamanan di Negeri kita ini tetap menjaga supaya NKRI tetap aman dari berbagai ancaman bahaya yang akan timbul.
Analis Intelejen dalam kesempatan itu menyatakan bahwa memang ada obyek2 vital yang akan menjadi sasaran tapi dengan kesiapan dan kesigapan aparat akan meniarapkan Teroris yang akan mengganggu kestabilan keamanan Negeri ini.
Nah sekarang tinggal kita Masyarakat yang terus sigap akan keamanan daerah sekitar kita karena Aparat juga terbatas maka kita wajib juga untuk ikut andil dalam mencegah Teroris yang berkembang di Negeri kita tercinta ini, Negara Indonesia yang luas yang meliputi Pulau-pulau dan daerah-daerah terpencil berpotensi besar untuk penyelundupan dan pemasukan barang-barang ilegal yang bisa mengancam keamanan NKRI, kita wajib untuk menjaganya dan kalau kita temukan hal-hal yang aneh sepantasnyalah kita melapor pada aparat terdekat.

Jangan dikira Teroris hanya yang menghancurkan obyek Vital, tapi Teroris juga yang menghancurkan Mental Bangsa ini sehingga takut akan menghadapi masa depan, dengan Nrimo, Pasrah akan Nasibnya.. Ayo berjuang tetap semangat. Negeri kita Kaya, Negeri Kita bisa Mandiri.. Teriakan selalu Indonesia Mandiri..

Semoga Lima Tahun Kedepan siapapun yang memimpin Negeri bisa benar-benar membawa Negeri ini Gemah Ripah Loh Jinawi...

Untukmu Indonesia

Minggu, 14 Juni 2009

Rencana atau Bencana

Ingatkah saudara seperjuangan dalam IMAN-Indonesia Mandiri, sudah berapa tahun tragedi Lumpur Lapindo terjadi yang sampai saat ini penyelesaian belum juga berakhir, ada apa di balik semua ini, rakyat sangat-sangat inginkan penyelesaian... Saat itu tanggal 27 Mei 2006 saat anak-anak bermain di pekarangan rumah, Petani sedang menikmati pekerjaan sehari2nya di sawah, Pekerja/ buruh yang mulai pekerjaannya di pabrik2 dan beberapa aktifitas rumah tangga di sekitar sioarjo-porong,mendadak dikejutkan munculnya semburan lumpur yang keluar dari proyek pengeporan di sumur banjar panji 2 milik LAPINDO BRANTAS, rencana besar Perusahaan itu untuk mengexplorasi gas yang terkandung di bawah perut bumi menjadi bencana besar bagi masyarakat sekitar proyek.



Sekelumit cerita dari teen saya yang sama-sama dulu mengadu nasib menjadi pekerja di Pulau Batam, kami satu perusahaan dengan antusias saat disela-sela aktivitas pekerjaan kami menceritakan rencana masa depanya untuk mnanti mengumpulkan uang guna membeli rumah di sidoarjo tempat asalnya, dan rumah yang dia beli ahrus selesai sebelum dia menikah karena masa depan dilihat dariu kesempatan dia untuk mempunyai rumah, dan akhirnya rencana itu berhasil karena kegigihanya diabertekad untuk membeli rumah bahkan sekalian merenovasinya akhirnya dia berhasil, dengan bangganya dia menuturkan kata-kata, bro ayo kita kembali ke Jawa dan mencari pekerjaan disana tempat asal kita, karena ibarat kita meninggalkan jawa seperti meninggalkan INdonesia dengan semua hal baru.. dengan antusias dan semangat tinggi diapun akhirnya diterima di sebuah perusahaan swasta di jawa timur, lengkaplah kebahagiaanya dan cita-citanya, selang beberapa bulan dia sudah mulai aktivitasnya di jawa dan memulai Hidup baru dengan menikahi seorang gadis bekas anak buahnya sewaktu bekerja di Pulau Batam.



Memulai kehidupan baru dengan pekerjaan baru sangat dinikmatinya apalagi dengan grade pengalaman yang telah dia dapatkan di Batam sehingga dia mampu bersaing dan mendapatkan penghasilan lumayan dengan kehidupan di jawa yang bisa dilihat masih di bawah Pulau Batam.



Namun tidak lama waktu berselang, Rencana itu berubah menjadi Bencana karena tragedi Lumpur Lapindo telah menenggelamkan rencana/Impian yang dia punya, yang akhirnya memaksa dia untuk kembali lagi ke Pulau Batam.



Saudara Seperjuangan dengan melihat kasus yang sampai saat ini belum terselesaikan, mampukah kedepan seorang pemimpim baru bisa benar-benar membuat suatu rencana yang menjadi kenyataan, atau sama saja membuat rencana menjadi bencana...



Semoga itu tidak terjadi...






Dipersembahkan untuk IMAN-Indonesia Mandiri...



Salam Perjuangan



Kamis, 11 Juni 2009

SULITNYA PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DICEGAH

Rupanya fenomena pertambahan pengangguran dan kemiskinan lebih mudah terjadi ketimbang dicegah apalagi diturunkan jumlahnya. Kepekaan atau elastisitasnya terhadap pertumbuhan ekonomi relatif tinggi. Pemerintah memperkirakan pada tahun ini, akibat krisis ekonomi global, jumlah tambahan pengangguran atau pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 200 ribu orang. PHK ini dipengaruhi oleh menurunnya perumbuhan ekonomi dari prakiraan sebesar 5.5% menjadi 4.5% saja. Pelambatan pertumbuhan ekonomi ini karena pertumbuhan ekspor yang juga menurun. Semula ekspor diproyeksikan tumbuh 5% namun kini hanya diprakirakan mencapai 2.5%. Akibatnya produktifitas nasional pun menurun. Akibat turunannya apabila prakiraan proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5.5% jumlah penduduk miskin akan mencapai 28 juta atau 12,68% dari total penduduk. Namun kalau hanya 4.5% disamping timbulnya pengangguran baru maka juga diikuti dengan meningkatnya penduduk miskin menjadi 30,24 juta jiwa atau 13,34% dari total penduduk.

Setiap kita pasti sepakat, krisis ekonomi global tidak bisa dicegah apalagi dikendalikan hanya oleh satu bangsa saja. Karena itu pasti akan berdampak pada kesehatan ekonomi nasional. Yang hanya bisa dilakukan adalah meminimumkan dampak negatif tersebut. Sekaligus juga bangsa Indonesia khususnya pemerintah harus mulai berpikir ulang tentang makna reformasi ekonomi. Kemiskinan dan pengangguran jangan ditempatkan sebagai turunan dan sisa dari target pertumbuhan ekonomi. Dan ini dicerminkan dengan pendekatan tambal sulam. Dengan kata lain arusutama (mainstream) para perencana pembangunan harus propopulis ketimbang berorientasi mutlak pada propasar.

Padahal sejak republik ini berdiri, penanggulangan pengangguran dan kemiskinan bukanlah masalah yang ditempatkan sebagai sisa dari suatu program atau disepelekan. Jangan mengatasi pengangguran dan kemiskinan itu dipandang sebagai upaya kalau ada masalah baru diatasi. Dan inilah sebagai faktor utama mengapa pengangguran dan kemiskinan sulit dicegah. Hal ini terjadi karena bermula dari mashab pemikiran para perencana pembangunan yang terlalu berorientasi pada propasar semata. Ketika pertumbuhan ekonomi terlalu mengandalkan pada industri-industri atau perusahaan besar saja maka lambat laun usaha ekonomi rakyat akan tergilas. Sebaliknya ketika terjadi krisis global maka runtuhnya produktifitas raksasa-raksasa tersebut akan berakibat pada penderitaan rakyat. Ketika itu barulah pemerintah menengok pentingnya pertumbuhan ekonomi usaha kecil dan menengah.

Sebenarnya pemerintah yang sekarang sudah punya kebijakan triple track strategy yakni progrowth, propoor, dan proemployment. Namun pertanyaannya apakah dalam operasionalnya sudah mencerminkan sesuai dengan kebijakan tersebut. Belum tentu sudah menyeluruh. Masih belum secara terbuka diutarakan bagaimana kebijakan triple track strategy itu diterjemahkan dalam kebijakan makro yang komprehensif antarsektor. Misalnya apa dan bagaimana pembangunan pertanian kaitannya dengan pembangunan sektor industri, perdagangan, ketenagakerjaan, pembangunan daerah, infrasruktur, dsb. Begitu pula bagaimana pembangunan di sektor nonpertanian kaitannya dengan pembangunan sektor-sektor lainnya. Kemudian instansi mana saja sebagai unsur pendukung utama untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan kebijakan pembangunan itu?. Kalau belum ada yang komprehensif dan holistik maka pendekatan pengentasan kemiskinan dan pengangguran tidak mudah diatasi.

Yang jelas masyarakat bakal semakin lelah saja kalau masalah pengangguran dan kemiskinan terabaikan. Secara ekonomi, daya beli mereka akan melemah dalam memenuhi kebutuhan hidup layak minimumnya. Sementara secara psikologis mereka akan menderita mental yang tidak mudah terobati. Karena itu pemerintah perlu mengoptimumkan sumberdaya yang ada sekaligus mencari sumber-sumber ekonomi lainnya yang potensial. Program-program stimulus ekonomi plus pengembangan infrastruktur ekonomi sebaiknya diarahkan pada sektor padat karya. Termasuk bagaimana sektor usaha kecil dan menengah (sektor-sektor padat karya) seperti pertanian dan industri haruslah menjadi prioritas utama pembangunan jangka panjang.

Rabu, 10 Juni 2009

Pemilu Dalam Persaudaraan

Tadi malam saya melihat acara di TV One langsung dalam acara Deklarasi Damai Calon Presiden dan Calon Wakil President Negara Republik Indonesia tercinta, acara yang di kemas menarik oleh KPU ( Komisi Pemilihan Umum ) meski sebelumnya banyak menuai kritik atas kinerja KPU saat ini yang dinilai lamban dan tidak mempunyai komitmen, belum siap Mental.
Acara yang dihadiri Tiga CaPres dan Cawapres diikuti ratusan pendukung masing-masing calon sangat meriah, dimulai dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya, hehehehe apa masih igat ya rakyat Indonesia atas lagu tersebut yang saat ini bersaing ketat dengan munculnya ribuan lagu-lagu dari berbagai aliran.. yach semoga aja LAgu tersebut tetap berkumandang di Negeri tercinta ini, seperti Tadi malam dengan sikap tegap semua yang hadir di ruangan tersebut emnyanyikan Lagu Indonesia Raya, meski kelihatan dalam shoot kamera Televisi ada beberapa orang yang malah tidak bernyanyi mungkin karena lupa atau malah sebaliknya tidak tahu.. ehhhh Bangsaku...

Ketua KPU Pk Hafidz membuka acara dengan pidatonya tanpa text,terlihat tenang meski dalam pekerjaannya banyak menuai protes, Ketua KPU menegaskan adanya Pemilu Damai, dalam berkompetisi tidak ada Cucuran Darah, Kasihan Rakyat..Pemilu Dalam Persaudaraan ditekankan dalam kampanye menjelang hari Pemungutan Suara pada 8 Juli 2009 nanti.. Siapapun Calonya dalam berkampanya mempunyai sifat Satria, tidak ada unsur anarkis bagi pendukung Capres/Cawapres.
Siapa nanti yang menang tidaklah sombong dan benar-benar bekerja untuk Negara dan Bangsa Indonesia, Siapa yang kalah tetap legowo, sambil memberi ucapak kepada yang menang " Selamat dan bangun Negeri ini kami siap mendukung di belakang anda ".. sungguh indah kata-kata itu terucap dari hati.

Acara tadi malam dikemas sedemikian rupa sehingga masing-masing calon mengeluarkan atraksi seni baik yang masih Original maupun sudah di modifikasi, dari pasangan Mega-Prabowo menampilkan pembacaan pusisi dan tari oleh Seniman kawakan Butet Karta Radjasa yang dalam keseharian tayangan TV memerankan Soeharto, begitu indah Puisi dari hati seorang rakyat, meski ada kata-kata kritik ke pemerintah sekarang itu menggambarkan ungkapan seni dalam memerintah, ada yang dukung ada yang oposisi, selanjutnya dari Pasangan SBY-Boediono menyuguhkan tari daerah yang menggambarkan sungguh kaya budaya kita di buni Indonesia, selanjutnya Pasangan JK-Wiranto menyuguhkan Tari moderen dari pendukungnya dengan semangat " Lebih Cepat lebih Baik, tari yang ditata Apik menggambarkan semangat yang beasr untuk membangun Negari ini.
Pada saat selesai persembahan seni dari masing-masing Pasangan memberikan Pidato Politiknya untuk Bangsa dan Negara, Baik Capres maupun Cawapres diberi kesempatan..

Satu hal yang menarik disela-sela kritikan ke KPU tentang pelaksanaan Deklarasi yang molor dari jadwal pertama tanggal 2 Juni 2009 akhirnya mundur ke tanggal 10 Juni 2009 Pagi dan terakhir diunudr lagi meski jamnya tanggal 10 Juni 2009 malam hari, meski begitu kita patut hargai KPU dengan kerja keras dapat menjalankan kegiatan Pesta Demokrasi di Indonesia, meski masih banyak kekurangan di berbagai hal.

Mulai hari ini Kampanye terbuka untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Republik INdonesia akan digelar, semoga dengan semangan " Pemilu dalam Persaudaraan " yang telah di Deklarasikan semalam bisa terlaksana dengan Damai, aman supaya Rakyat tidak Menderita.

Selamat Berjuag buat Ketiga Pasang Calon...
Bangsa dan Negara ini menunggu anda...
Jadilah Kesatria Yang Bai dan Perkasa


5 menit anda di bilik menentukan 5 tahun kedepan Nasib Bangsa Indonesia
Gunakan Hak Pilih Anda..

Salam IMAN-Indonesia Madiri... Menjadikan Indonesia benar-benar Mandiri dan Sejati

Kesempatan Kerja

Jika kita bicara soal kesempatan kerja, maka di negara kita jika ada satu pekerjaan maka diperkirakan ada seribu orang yang akan melamar. Dari seribu orang itu mungkin hanya sekitar seratus orang yang memenuhi persyaratan administrasi dan lulus test psikologi. Intinya begitu besar “gap” atau perbedaan antara “Supply and Demand” ,antara persyaratan kerja dengan mereka yang memenuhi kualifikasi persyaratan kerja tersebut.

Hasil dari dunia pendidikan berupa lulusan SMK atau Politeknik yang memang dipersiapkan untuk segera memasuki dunia kerja masih jauh dari harapan. Ada beberapa sekolah kejuruan atau politeknik yang lulusannya langsung dapat masuk kepasar kerja. Mereka mempunyai peralatan latihan kerja yang memadai, biasanya merupakan proyek percontohan atau bekerjasama dengan industri tertentu. Sekolah kejuruan dan politeknik yang berjalan tanpa menyediakan peralatan latihan kerja yang memadai, akan ketinggalan teknologi dan lulusannnya masih harus dibekali dengan ketrampilan untuk dapat memenuhi standard industri.

Pada negara lain yang sudah maju masih terdapat juga masalah “link and Match” antara keluaran dari pendidikan dengan kebutuhan dunia industri. Bedanya setiap tahun besarnya “gap” itu semakin diperkecil dengan selalu mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikannya. Jepang saja sebagai negara industri yang sangat maju masih ada “mis-match” dalam penempatan tenaga kerjanya.Hal ini diatasi dengan memberikan kesempatan bagi pencari kerja angkatan muda untuk melaksanakan program magang. Dengan magang di industri atau di UKM (Usaha Kecil Menengah), dan mendapatkan uang saku yang memadai, maka ketrampilan bekerja seseorang menjadi meningkat.

Di Jerman untuk pendidikan Vokasi atau kejuruan, Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Jerman memegang peranan sangat besar.Pemerintah memberikan kewenangan kepada KADIN Jerman untuk membuat kurikulum, menyediakan tempat magang, menyediakan para trainer atau pengajar dan juga assesornya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan materi ajar, penguji, pengajar dan evaluasi sekolah kejuruan ditangani oleh KADIN Jerman. Dual sistem atau sistem ganda pada sekolah kejuruan di Jerman, mengajarkan teori sekitar 20 % di sekolah dan 80 % nya adalah magang dengan bimbingan para supervisor di industri.Tidak heran lulusan SMK otomotif misalnya langsung mendapatkan pekerjaan di perusahaan otomotif. Biasanya mereka langsung diterima bekerja diperusahaan tempat mereka magang. Dengan magang langsung di industri, semua peralatan dan kebutuhan perusahaan selalu up to date, tidak ada perbedaan anatara alat peraga yang ada di sekolah dengan yang ada di industri, seperti yang kita alami.Saya melihat sendiri bagaimana anak magang mempelajari otomotif di pabrik Porsche, mobil canggih yang sangat mahal harganya. Paling murah harga mobil Porsche adalah US $ 650.000. Bandingkan dengan anak SMK Otomotif kita yang masih belajar dengan mesin mobil kuno yang tidak sesuai dengan perkembangan tekhnologi.


Seharusnya pemerintah daerah dengan kekuasaan otonominya mengetahui dengan pasti apa keunggulan daerahnya. Berdasarkan produk keunggulan daerahnya, maka dibangun kompetensi sumber daya manusianya. Misalnya di Bali yang terkenal dengan pariwisatanya, maka pemerintah daerah fokus pada pembangunan Kompetensi keahlian yang berbasis pariwisata. Di Jawa Tengah yang terkenal sebagai pusat budaya dan juga kerajinan furniture, dibangun kompetensi yang berbasis kerajinan furniture. Di Papua yang kaya emas dan juga kayunya, dibangun komptensi keahlian emas dan kayu. Dengan demikian terbentuk suatu keahlian yang khusus, unik dan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Jika selama ini kita masih sibuk menghabiskan anggaran untuk membangun infra struktur, misalnya gedung, sekolah dan perlengkapannya atau mengundang investor membangun industri di daerah. Maka sudah saatnya investasi kita arahkan untuk pembangunan sumber daya manusianya dulu. Tanpa kompetensi. tanpa adanya “link and match” antara pendidikan dan dunia industri, maka segala peralatan, gedung dan investasi menjadi tidak maksimal dan sia-sia.Berapa banyak gedung sekolah dengan segala peralatannya yang canggih tidak berfungsi dengan baik, karena tidak ada tenaga ahli yang dapat menjalankannya. Sudah saatnya kita bekerjasama membangun kompetensi unggulan daerah. Anggaran pendidikan yang begitu besar seharusnya juga diberikan kepada lembaga pelatihan industri yang sudah terbukti berhasil.misalnya untuk mendidik tenaga kerja yang trampil dibidang otomotif, tidak perlu membangun sekolah otomotif sendiri, tapi serahkan dana tersebut misalnya kepada ASTRA group untuk mengembangkan lembaga pelatihan otomotifnya.Untuk mencetak tenaga ahli elektronik, berikan anggaran kepada Panasonic Gobel misalnya untuk memperkuat lembaga pelatihan elektronik yang selama ini hanya untuk melayani kebutuhan internal.

Sudah saatnya kita bersatu, bekerjasama, saling membantu dan saling memperkuat sektor yang sudah baik untuk kemajuan bangsa. Bearapa banyak perjalanan studi banding dilakukan oleh para pejabat kita, tanya pada hati nurani apakah sudah saatnya menghentikan segala macam perjalanan studi banding yang menghabiskan anggaran dan belum terlihat tanda kapan akan diimplementasikan demi kemajuan bangsa kita tercinta.
Ikuti terus artikel tentang IMAN-Indonesia Mandiri

Selasa, 09 Juni 2009

LOYAL dan HIPOKRIT

Seperti layak nya Pejuang – taruh lah TNI yang di kirim ke PAPUA ataupun AMBALAT untuk Tugas mulia ke Negaraan memperjuangkan NKRI agar tidak terus di rong-2 oleh Separatisme, dan tahukah anda bahwa sebagian besar nya mereka adalah maksimum di level Bintara kepangkatan nya, dan dengan revenue yang jauh dari Juta-2 an itu mereka sangat LOYAL berjuang yang terkadang sangat trauma dengan sebutan pelanggaran HAM.

Mereka jauh sanak saudara tercinta meskipun hari Raya Ke-Agamaan di rayakan oileh kebanyakan orang di Indonesia , namun dengan sepucuk Surat dari handai taulan ternyata sudah cukup untuk melepas rindunya kepada saudara nya – apakah ini yang di namakan LOYAL???,, terhadap Negara kesatuan Indonesia – dan banyak contoh lain yang dapat di samakan seperti hal tersebut.

Namun tahukan anda bahwa ada juga orang Indonesia yang, kasak-kusuk dan bahkan hidupnya dengan bergelimpangan uang, namun apa yang di kerjakan nya itu sebenar nya bertentangan dengan ke-inginan nya – namun oleh karena urusan Priuk Nasi, maka mereka taat apa-2 yang di perintahkan kepada nya – dan inikah yang di namakan HIPOKRIT???,, saya pun tidak tahu dan sudah tentu juga tidak dapat men-judge seseorang seperti itu.

Sehingga batasan LOYAL & HIPOKRIT itu sangat samar sekali, namun secara fisik kehidupan mereka jauh berbeda status ekonomi nya lho??,, gambaran di atas adalah berada di masing-2 departemen tentunya, dan salah satu contoh saja yang banyak kita jumpai di berbagai Instansi lain tentunya.

Nggak percaya???,, silakan riset – anda akan di jamin mendapat kan gelar doctor di bidang Pemerintahan – siapa yang mau coba.

Salam IMAN-Indonesia Mandiri

Senin, 08 Juni 2009

Corporate Responsibility dan Sikap Ramah lingkungan Ala Jepang

Kebanyakan sabun yang kita pakai sehari-hari, di label kemasannya selalu ada peringatan untuk hati-hati jika terkena mata atau tertelan. Terutama untuk anak-anak.

Sabtu lalu sebuah dokumenter tentang perusahaan sabun ditampilkan di salah satu channel TV Jepang. Sebenarnya bukan produknya yang ingin diperkenalkan dalam program TV tersebut tetapi direkturnya yang masih muda tetapi sangat bersahaja.

Barangkali yang tinggal di Jepang sering mendapati sabun dengan merek “syabon dama sekken” dalam kanji ditulis しゃぼん玉石鹸. Perusahaan ini didirikan 1910 di kota Kitakyuusyuu, prefektur Fukuoka. Pendirinya bernama 森田光典(Morita Mitsunori). Yang ditayangkan dalam program TV Sabtu lalu adalah direktur generasi ketiga, 森田 隼人(Morita Hayato) yang lahir pada tahun 1976.

Pak direktur Morita selalu datang jam 7.00, lebih pagi daripada bawahannya, dan yang dia lakukan pertama kali setibanya di kantor adalah mengepel lantai kantor, tanpa menggunakan gagang pengepel, tapi langsung membungkuk dan mengepel dengan tangan. Tentu saja menggunakan sabun pembersih lantai buatan pabriknya. Saat stafnya mulai berdatangan, dia mengucapkan selamat pagi dan mempersilahkan mereka melewatinya sambil berdiri memberi jalan. Sebagian stafnya adalah pekerja yang bekerja bersama ayahnya, jadi dari segi usia tergolong sudah lanjut.

Sabun dan beberapa produk shampoo yang diproduksi perusahaan ini berkonsep aman lingkungan dan aman untuk kesehatan. Untuk memastikan bahwa sabun tersebut aman ditelan, Pak Direktur setiap hari akan mendatangi tangki/drum untuk mengadon sabun dan memasukkan telunjuknya untuk mencicipi rasa adonan tersebut. Rasanya tentu saja getir, tetapi aman jika tertelan.Pembuatan adonan dipercayakan kepada seorang staf yang sudah bekerja puluhan tahun.

Perusahaan mempekerjakan peneliti-peneliti muda lulusan berbagai universitas di Jepang untuk melakukan terobosan baru dalam produksi sabun. Sabun-sabun produksi Syabon dama sekken tergolong mahal dibandingkan sabun produksi yang lain. Tapi ini bisa dipahami dengan menyaksikan proses dan materi pembuatan sabunnya. Bahan utama yang banyak dipergunakan adalah susu. Barangkali ini yang menyebabkan sabun syabon dama aman untuk ditelan.

Digambarkan pula bahwa perusahaan pun mendapatkan order untuk membuat busa pemadam api yang aman bagi lingkungan. Biasanya yang dipergunakan untuk memadamkan kebakaran adalah air, tetapi busa lebih efektif dan ekonomis untuk pemadaman api di saat sumber air sulit untuk didapatkan.Pada saat uji coba penggunaan busa tersebut, direktur mendatangi pusat pemadaman dan seperti biasa mencicipi busa yang menumpuk, untuk memastikan keamanannya bagi kesehatan.

Apa yang dilakukan oleh direktur Morita dan misi perusahaannya untuk membuat produk yang aman bagi lingkungan adalah sebuah respon baik terhadap keinginan manusia saat ini untuk lebih ramah terhadap lingkungan. Inovasinya untuk lebih akrab dengan alam adalah juga ditempuh oleh beberapa industri mobil yang berlomba untuk memproduksi mobil hybrid. Gerakan ramah lingkungan (Eco-life) semakin berkibar di Jepang. Gerakan ini tidak saja dipelopori oleh NGO-NGO tetapi telah disepakati oleh pemerintah, dilaksanakan oleh bisnis dan industri, dan tentu saja diamini oleh masyarakat Jepang kebanyakan.

Sebuah kasus menarik yang pernah saya jumpai adalah saat berkunjung ke vila seorang sensei di daerah Nagano, kami mencuci piring dengan menggunakan sabun yang tidak berbusa. Menurut sensei ini adalah salah satu langkah untuk menjaga kelestarian alam dan kebersihan air daerah sekitar villa, yang merupakan wilayah yang masih sangat alami di pegunungan sekitar Ontake.

Jumat, 05 Juni 2009

World Environment Day ( 5 June 2009 )

Pagi ini saya mendapat email dari rekan untuk mengingatkan bahwa hari ini di seluruh dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia, seperti tulisan temen saya yang mengingatkan akan kelestarian Lingkungan Hidup untuk Nak cucu kita, bagaimana kita menjaga lingkungan kita, menggunakan perlengkapan yang bisa diurai, menjaga hutan-hutan kita yang menjadi paru-paru bumi ini...
Tapi sepertinya ada beberapa yang harus kita kampanyekan karena bukan hanya instansi tertentu atau lembaga tertentu yang bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan kita tapi tugas kita semua mahkluk hidup yang ada di bumi ini. Jaga Bumi Kita Jaga Planet kita.

Kutipan email Temen untuk Hari Lingkungan Hidup Tanggal 5 Juni 2009
Hari ini, 5 Juni 2009, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, UNEP (United Nation for Environmental Programme) mengajak masyarakat dunia untuk bersama-sama mengatasi Perubahan Iklim dengan mengusung tema “Your Planet Needs YOU, UNite to Combat Climate Changes.” Bila melihat gambar planet bumi di logo tema tersebut, kita kemudian akan berpikir, apakah benar, satu manusia yang bahkan tidak tampak sebagai titik akan berperan penting dalam mengatasi Perubahan Iklim? Tetapi bila kita balik pernyataan ini, bila setiap manusia berkontribusi, bukankah tidak mungkin planet bumi akan pelan-pelan berubah menjadi planet yang nyaman bagi penghuninya.

Ibarat manusia, perubahan iklim adalah salah satu penyakit yang sedang membuat planet bumi sedang dirawat di rumah sakit. Ya tentu saja, manusialah yang menjadi korbannya. Jutaan manusia harus mengungsi akibat badai demi badai yang makin sering saja terjadi, dari Ike, Gustav, Rita, Katrina, dan lain-lain (di Indonesia badai-badai baru ini akan dinamakan dengan nama-nama tokoh pewayangan). Bagi para nelayan, mereka makin sering menghadapi cuaca dan gelombang buruk saat melaut. Para petani tak kalah susahnya, makin sulit memprediksi musim untuk bercocok tanam. Masih berderet-deret lagi efek dari perubahan iklim yang harus ditanggung oleh manusia.

Kegiatan industrialisasi yang mendatangkan kemakmuran bagi manusia akhirnya mendatangkan petaka. Pelepasan gas-gas rumah kaca ke udara terutama CO2 hasil pembakaran bahan bakar sangat tidak berimbang dengan penyerapannya oleh hutan dan flora lautan. Keserakahan manusia juga membabat habis hutan untuk berbagai tujuan, dari pertambangan, pembukaan lahan pertanian, furnitur, dsb. Kerusakan ekosistem laut juga tidak kalah parahnya, akibat pencemaran, pengurukan, pembabatan bakau, kerusakan terumbu karang, dll.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk bisa menolong planet ini? Mulailah dari kita sendiri, karena sekali lagi bila setiap orang melakukan, secara global pasti memberikan efek yang besar. Contoh yang nyata adalah Earth Hour yang menuntut aksi pemadaman lampu selama 1 jam, rata-rata dapat menghemat sampai dengan 10% energi pada waktu yang sama dan mengurangi ratusan ton CO2 yang lepas ke udara. Bagaimana kalau setiap kita setiap hari mematikan lampu di rumah atau di kantor yang tidak diperlukan, tentu efeknya akan besar juga. Bukankah kita sering melihat ruang kantor pada gedung-gedung bertingkat pada malam hari masih terang benderang?

Saya mempunyai beberapa teman yang mempunyai hari-hari tertentu dalam seminggu naik sepeda ke kantor, ”Bike To Work” istilah kerennya. Selain menyehatkan badan, emisi gas buang dari kendaraan tentu akan berkurang bukan? Saat ini sangat susah mencari udara yang bersih dari asap kendaraan. Saya juga pernah dikasih gratis kantung belanja dari kain sewaktu belanja disalah satu toko roti di Singapura, harapan mereka lain kali saya menggunakan kantung itu kalau belanja lagi, tujuannya mengurangi penggunaan kantong plastik yang baru terurai di tanah ratusan tahun. Pengurangan sampah kantung plastik akan berdampak besar bagi ekosistem tanah dan perairan. Tak jarang sampah-sampah kantung plastik ini akhirnya mengakibatkan banjir karena menyumbat jalan air sewaktu hujan.

Hematlah listrik, hematlah air, hematlah bahan bakar, gunakan kembali barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan, tanamlah pohon, dan masih banyak lagi aksi lain yang dapat anda lakukan. Bila semua orang berbagian, kita bisa memperlambat pencairan gunung dan kutub es, mewariskan bumi yang sejuk dan bebas polusi bagi keturunan kita, membuat planet ini kembali sehat dan menyenangkan.

Save Our Earth
Salam IMAN-Indonesia Mandiri


Kunjungi Blog lainya di :
http://www.mbahroso-roso.blogspot.com/
http://www.bameyproduction.blogspot.com/

Kamis, 04 Juni 2009

AFI Versus IPA

Suntingan dari :
Oleh : Ade Armando (Dosen UI dan Pengamat Media)

Pernah dengar nama Yudistira Virgus? Atau, Edbert Jarvis Sie? Atau,
Ardiansyah? Andika Putra? Atau, Ali Sucipto?

Kalau Anda menganggap nama-nama itu terasa asing di telinga, jangan
berkecil hati. Maklumlah, mereka memang tidak cukup diekspos media massa.
Jangankan tampang, nama mereka saja tidak hadir di halaman satu surat kabar,
di halaman depan tabloid dan majalah, apalagi di prime time siaran televisi
dan radio kita.

Dibandingkan Veri, Kia, dan Mawar (tiga finalis AFI), misalnya,
pemberitaan soal Yudistira dan kawan-kawan bisa dibilang 'cuma seujung
kuku'.

Padahal, prestasi mereka sangat membanggakan.
Mereka berlima semua siswa SMA membawa Indonesia menempati peringkat
lima besar dalam Olimpiade Fisika Internasional di Pohang, Korea Selatan,
yang baru berakhir Kamis lalu.

Dalam ajang prestisius yang diikuti 73 negara ini, Indonesia hanya
berada di bawah Belarusia, Cina, Iran, dan Kanada. Negara-negara besar
seperti AS, Jepang, atau Jerman dilibas.
Yudistira merebut medali emas untuk kategori total ujian teori dan
praktik (eksperimen), sementara keempat teman lainnya merebut medali perak
dan perunggu.

Tapi, begitulah Indonesia.

Pencapaian dalam kemampuan menguasai atau mengembangkan ilmu
pengetahuan tidak memperoleh perhatian besar. Remaja Indonesia, sejak kecil,
diajarkan untuk justru mengagumi hal-hal tidak mendasar.

Lihat saja bagaimana saat ini ribuan remaja Indonesia berduyun-duyun
mengikuti berbagai ajang kompetisi adu tarik suara atau bahkan adu
kecantikan. Impian 'menjadi bintang' terus dipompakan ke benak bangsa ini.

Program seperti AFI dan semacamnya tidaklah buruk. Tapi, skalanya
sudah menjadi begitu besar dan sama sekali tidak proporsional sehingga bisa
menyesatkan rentang pilihan yang terbayang di benak bangsa ini.

Indonesia adalah negara miskin dan terbelakang. Salah satu syarat
utama untuk mengatasi ketertinggalan ini adalah penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Karena itu, negara ini membutuhkan penghibur (entertainer)
dalam jumlah 'secukupnya' saja.

Kita tentu perlu mensyukuri lahir dan tumbuhnya sebuah generasi muda
yang cantik, gagah, pintar menari dan bernyanyi, atau berakting; namun kita
memerlukan lebih banyak lagi orang pintar.

Kepintaran rupanya memang tak dianggap punya daya tarik tinggi.
Akibatnya, media massa tidak memberi tempat cukup bagi prestasi yang terkait
dengan 'keunggulan otak'.

Tanpa disengaja, media tidak mengondisikan masyarakat untuk
menghargai 'kepintaran'.

Bahkan, di siaran televisi, lazim kita melihat bagaimana kaum
ilmuwan ditampilkan secara karikatural: sebagai profesor pikun beruban dan
berkacamata tebal yang tidak punya kehidupan sosial. Pasokan sumber daya
manusia unggul di negara ini dipinggirkan.

Tentu saja bukan cuma media massa yang berkonstribusi. Kita misalnya
juga tidak melihat upaya serius pemerintah untuk memelihara dan
mengembangkan kualitas brainware ini.

Yudistira dan kawan-kawan pun bisa saja akhirnya tidak akan dapat
dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa ini karena mereka keburu digaet pihak
asing.

Yudistira misalnya dikabarkan sudah memperoleh beasiswa dari sebuah
universitas teknologi di AS. Dikabarkan pula dua anggota tim Olimpiade
Fisika sudah diterima Nanyang University of Singapura (NUS).

Maklumlah, perguruan tinggi asing ini aktif mendekati para calon
ilmuwan terbaik yang mereka dapati di ajang internasional, sembari
mengiming-imingi beasiswa, jaminan hidup, dan bahkan jaminan kerja.
Sementara Indonesia, hanya mengamati mereka dari jauh.

Tidak pernah dengar nama Yudistira Virgus?
Tidak apa-apa, kok. Ia cuma pemenang medali emas di Olimpiade
Internasional!

*** lihat artikel yang lain di : www. iman-indonesiamandiri.blogspot.com
*** kirim artikel anda di : iman.indonesia.mandiri@gmail.com

Rabu, 03 Juni 2009

Matshushita-san in Action

Dear All,

Sekarang ini, kita semua tahu 'krisis ekonomi'.
Pengaruhnya terhadap cara hidup, luar biasa besarnya.
Kalangan Atas, berguguran.
Kalangan Menengah ke Bawah, pontang-panting.
Kerusakan yang ditimbulkan tidak kita ragukan lagi.
Tapi ... kebayang gak seh, situasi yang lebih gawat daripada krisis ?

Di tahun 1929, pernah terjadi 'Depresi Ekonomi Global'.
Wall Street menukik tajam tak terkendali.
Surat saham tak lebih nilainya seperti kertas biasa.
Saat itu, General Motor terpaksa mem-PHK separo dari 92.829
karyawannya.
Perusahaan besar maupun kecil bangkrut.
Jutaan orang menjadi pengangguran. Jutaan orang kelaparan.
Daya beli turun bersama harga dan lowongan pekerjaan.
Malam menjadi gelap gulita.
Kepanikan terjadi di mana-mana.
Toko yang masih bertahan, menghentikan pembelian dari pabrik karena
gudang sudah penuh dengan barang yang tidak terjual.

Saat itu, Konosuke Matsushita yang memproduksi peralatan listrik
bermerek National dan Panasonic baru saja merampungkan pabrik dan kantor
dengan pinjaman dari Bank Sumitomo.
Kondisi badannya sering sakit-sakitan akibat gizi yang kurang dimasa
kanak-kanak, ditambah lagi dengan kerja 18 jam sehari, 7 hari seminggu
selama 12 tahun merintis usahanya. Hanya semangat hiduplah
yang membuatnya masih bernapas.

Dengan punggung bersandar ke tembok rumah, Matsushita mendengarkan
laporan tentang kondisi perekonomian yang terus memburuk ketika
Manager Manajemennya datang menjenguk. Lalu bagaimana tanggapannya ?
"Kurangi produksi separonya, tetapi JANGAN mem-PHK karyawan. Kita
akan mengurangi produksi bukan dengan merumahkan karyawan,
tetapi dengan meminta mereka untuk bekerja di pabrik hanya setengah hari.
Kita akan terus membayar upah seperti yang mereka terima sekarang,
tetapi kita akan menghapus semua hari libur. Kita akan meminta semua
kartyawan untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha menjual semua barang
yang ada di gudang."

Perintah Ajaib ini bagi anak buahnya sama anehnya dengan depresi ekonomi
itu
sendiri. Koq bisa terjadi, yah ?

Dalam situasi begitu, sangatlah masuk akal jika perusahaan mem-PHK
karyawan demi efisiensi. Namun Matsushita karena keyakinannya pada
Sang Kebajikan sudah mantap, demi kelangsungan hidup anak-istri
karyawannya, akhirnya mampu menghasilkan terobosan yang manusiawi pada masa
depresi ekonomi tersebut.

Kebajikan Matsushita terhadap karyawannya mendapatkan hasil yang manis
16 tahun kemudian dari karyawan yang pernah ditolongnya.
Ia menuai buah kebajikannya sendiri.

Ketika Perang Dunia II berakhir, Jenderal Douglas McArthur yang
mengendalikan Jepang, menangkapi semua Pengusaha Jepang untuk diadili
karena keterlibatan mereka selama perang.

Pada kurun 1930-an, para pengusaha Jepang, termasuk Matsushita,
mendapat tekanan Regim Militer Jepang saat itu untuk memproduksi senjata
dan logistik militer lainnya. Maka Matsushita pun ikut ditangkap.

Sekitar 15.000 pekerja bersama keluarganya membubuhkan tanda tangan
Petisi Pembelaan untuk Matsushita !!! Jenderal McArthur pun tercengang
oleh petisi tersebut dan akhirnya membebaskan Matsushita.
Tidak ada pemilik usaha dan pimpinan industri sebelum Perang Dunia kedua
yang diizinkan McArthur kembali ke pekerjaannya kecuali Matsushita.

Demikianlah Matsushita dapat terus memimpin perusahaannya sampai
menjadi raksasa elektronik dunia, dan baru pensiun pada tahun 1989 pada
usia
94 tahun.
Ketika Matsushita meninggal tahun 1990, bukan cuma para pebisnis yang
berduka cita.
Presiden USA saat itu, George Bush ( Senior ), pun turut berduka.

* Matsushita berhasil membangun dirinya melewati ambang batas pengusaha
yang umumnya selalu lapar duit dan haus fulus serta menjadi pribadi yang
humanis dan filsuf yang sangat peduli terhadap kemanusiaan.

* Bagi Matsushita, uang bukanlah tujuan.
Meskipun butuh uang tetapi uang bukanlah segala-galanya.
Baginya, uang adalah sarana untuk melakukan kebajikan.

* Itu sebabnya, beliau tidak pernah menggigit orang, main curang, atau
merebut jatah orang lain. Matsushita yakin bahwa kalau kita tidak jahat
dan terus berbuat baik maka kejahatan akan menjauhi kita dan kebaikan akan
melindungi kita.

* Bagaimana dengan kita ?

* Sudah cukup baikkah kita hari ini ?

Sumber : TRUE

Selasa, 02 Juni 2009

Menyimak Dongeng Pancasila Garin dan Franky

Budayawan Garin Nugroho (kanan) dan musisi Franky Sahilatua tampil berkolaborasi melalui musik dan cerita dalam acara bertajuk Dongeng untuk Bangsa di Bentara Budaya Jakarta, Senin (1/6) malam.
Selasa, 2 Juni 2009 | 02:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Bagaimanakah anda menerjemahkan Pancasila dalam kehidupan anda? Boleh jadi membayangkan terjemahan Pancasila adalah hapalan dari sila-sila yang ada pada Pancasila, atau menjalani penataran P4 seperti pada zaman Orde Baru dulu.

Bagi dua seniman semacam Garin Nugroho dan Franky Sahilatua, memaknai Pancasila ternyata bisa sedemikian luas dan indah. Menerjemahkan Pancasila bagi keduanya bisa berarti pertemuan masyarakat gunung dan pantai di daratan flores, di mana terjadi pertukaran antara garam dan terung, ikan dan ketela. Sebuah kegiatan ekonomi yang tak butuh teori yang diimpor dari Barkley atau institusi pendidikan besar lainnya. Semua praktik kehidupan berjalan secara wajar, saling menguntungkan.

Berlangsung di Bentara Budaya Jakarta pada Senin (1/6) mulai pukul 19.00 WIB, musisi Franky Sahilatua dan sutradara Garin Nugroho menggelar sebuah civic forum yang diberi judul Dongeng Pancasila.

Menurut Garin, dongeng yang ia paparkan adalah media komunikasi alternatif ketika civic forum tak lagi dapat tempat. Melalui dongeng ini dapat ditemukan nilai-nilai kebangsaan lewak kisah sederhana yang hidup di dalam masyarakat. Muali dari masalah kepemimpinan, bencana, ekonomi rakyat hingga religiusitas.

Menurut rencana, acara ini akan dikelilingkan di 10 kota di Indonesia. Jakarta adalah kota keenam yang disinggahi Franky dan Garin. Sepuluh kota yang sudah dan akan disinggahi adalah; Ende (NTT), Solo, Semarang, Malang, Surabaya, DI Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Makassar dan Medan.

Dongeng Pancasila sebagai salah satu seri Dongeng Bangsa adalah cara menumbuhkan nilai dan ruang civic forum setelah masyarakat politik terkikis oleh politik uang, citra, konsumerisme dan kekuasaan itu sendiri lantaran masyarakat sudah tak respek lagi dengan nilai dasar Pancasila yang hanya dianggap sebagai dongeng belaka.

Melalui acara "Dongeng Pancasila", nilai-nilai kebangsaan dikomunikasikan berdasarkan perjalanan dua seniman ini. Sebuah dongeng yang berisi tentang visi, pengalaman, emosi, empati dan cara berpihak terhadap masalah-masalah kemasyaratakatan. Melalui acara ini, Pancasila diceritakan secara sederhana melalui kisah Soekarno, apel malang, Marcopollo dan lain-lain.

Dalam dongeng ini, Franky Sahilatua mendendangkan lagu-lagu ciptaannya yang sarat dengan tema sosial kemasyarakatan yang selama ini kerap dinyanyikannya di panggung-panggung musik non-komersial. Pada setiap lagu yang dibawakan Franky, Garin mengajak hadirin mendengarkan dongeng sesuai tema lagu yang dibawakan Franky.

Seperti yang terjadi di malam itu, usai Franky menyanyikan lagu "Paman Sam dan Paman Abu" yang berbahasa Manggarai, Garin pun melanjutkannya dengan perkisahan mengenai masyarakat di daerah Flores yang mampu menggerkan kehidupan dengan cara-cara sederhana tapi bermanfaat bagi kehidupan.

Begitulah, pertunjukan pun usai sekira satu setengah jam. Penonton yang hadir memberi tepuk tangan takzim. Barangkali, sebgaian di antaranya telah merasa diingatkan tentang nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa yang selama ini terpinggirkan oleh jargon-jargon yang menggiurkan tapi sebenarnya kosong makna.

Aspirasi Tentang Demokrasi Perempuan

Kenapa harus minder untuk persoalan emansipasi, terutama permasalahan tentang perempuan, apalagi jika dibandingkan dengan negara – negara eropa. Contoh Sosok perempuan yaitu Ratu Sima, adalah ratu yang dapat memimpin rakyat yang dengan budaya patriarki. Masa itu Prancis malah memancung Joan Of Arc, yang seyogyanya adalah pejuang yang membela negaranya ketika perang melawan Inggris. Di negara Indonesia tercinta inipun, mempunyai sosok perempuan yakni Ratu kali Nyamat dari kerajaan Demak , dimana pada masa pemerintahannya, sang ratu ini membela kehormatannya dikalangan kaun laki- laki. Sang Ratu Kali Nyamat merupakan sosok dari salah satu perempuan yang sangat kritis akan opini masyarakat yang lebih mangacu kepada budaya – dan nilai konserfatif, meskipun tidak dijelaskan secara jelas tentang nasionalisme.

Sosok wanita lain yang dapat kita temui adalah pahlawan wanita dari Aceh yaitu Cut Nyak Dien, yang hingga masa tua dan meninggalnya, Cut Nyak Dien tetap berjuang untuk membela dan mempertahankan tanah air dari penjajah kolonial Belanda. Memasuki tahun 1900an tepatnya di tahun 1911, kita kemudian sangat mengenal sosok RA Kartini yang adalah seorang wanita bangsawan dari Jepara Jawa Tengah yang menerbitkan sebuah Buku Putih berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang ( Untuk Buku Berbahasa Belandanya adalah : Door Duisterbis tot Licgh ). Diusia mudanya RA Kartinilah merupakan wanita pertama di Indonesia yang sangat asiratif terhadap permasalahan perempuan dan permasalahan laki-laki itu sendiri.

Dalam Teory Plato dapat kita temukan tentang arti dan makna tentang prinsip keadilan untuk semua masyarakat yang setara dan seimbang, Dan dalam teori plato inipun dapat kita temukan arti dan maknanya di dalam surat – surat yang di buat oleh RA Kartini.

Karena semua buah pikir dari Plato adalah merupakan kegelisahan tentang bagaimana perempuan itu di nimorduakan ketika itu. Wanita sama sekali tidak dapat bersentuhan dengan kegiatan yang berhubungan dengan publik, apalagi jika berhubungan dengan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan.

Karena untuk membangun bangsa tidak hanya bisa dilakukan oleh laki- laki saja. Tapi peranan perempuan pun sangat menentukan untuk membangun sumber daya manusia itu sendiri. Karena hanya perempuan yang dapat merawat janin yang ada didalam kandungan yang pada akhirnya akan lahir jabang bayi yang dapat meneruskan pembangunan bangsa. Dan hanya sosok perempuan yang dapat mengurus bayi – bayi tersebut ,Dan jika perempuan tersebut sendiri tidak perduli akan kondisi dan kesehatan bayi yang akan dilahirkan maka yang akan terjadi kemudian adalah lahir generasi – generasi yang mempunyai cacat serta lemah baik secara mental ataupun fisiknya. Dan jika ini terjadi pada negeri ini, makainpian untuk menjadi bangsa yang merdeka,damai, sejahtera dan mandiri tentu tidak akan terlaksana.

R.A Kartini adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah kelahiran emansipasi Wanita dalam Negara kita Indonesia, yang akhirmya melahirkan istilah tentang kesetaraan gender.

Berbicara kesetaraan gender adalah tentang kesetaraan dan persamaan peran diantara perempuan dan laki – laki dalam berbagai hal. Hal yang paling menonjol adalah tentang pekerjaan. Dimana pada jaman itu kodrat seorang wanita berada jauh di bawah laki- laki, terbukti dengan sangat jarangnya perempuan yang mendapatkan pendidikan yang tinggi serta perlakuan yang layak dan baik. Karena sesuai pemikiran yang kuno pada saat itu , perempuan hanya dapat mengurus dapur, dan merawat dan melayani suami serta anak – anaknya. Pantang bagi perempuan jika harus berlama – lama berada diluar rumah, apalagi untuk menjadi seorang pemimpin. Tapi kini, seiring dengan semakin kerasnya perbincangan tentang kesetaraan gender ini, maka akan semakin kuat juga pemikirian itu di tentang dengan sangat. Akhirnya para perempuan ini berupaya untuk mendapatkan pengakuan akan kemampuannya di dalam berbagai bidang, dimana para ibu rumah tangga

Menjadikan pekerjaan rumah tangga itu sebagai pekerjaan sampingan akan posisi mereka di luar sana. Tapi semua hal itu mereka lalui dengan proses yang sama yang dapat diperoleh dari kaum pria. Contohnya, jika menempuh pendidikan yang tidak jarang dan cukup berkompeten, atau mungkin dengan pembekalan skill melalui kursus – kursus singkat. Dari situ, kaum perempuan mulai merasa memiliki kemampuan yang tidak kalah dengan kaum pria. Mereka juga mulai bersaing tidak hanya dengan kaum wanita lagi, dan merekapun berani untuk bersaing dengan pria untuk mendapatkan posisi yang sama. Tapi kemudian setelah mereka mendapatkan jalan untuk mencapai obsesi mereka, mereka semakin termotivasi untuk mendapatkan sesuatu yang lebih, bahakan lebih lagi. Tapi seringkali juga perempuan di racuni oleh ego ambisiusnya sendiri, dan mencoba untuk menghalalkan segala cara demi tercapainya semua obsesi mereka, bahkan bermain – main dengan norma dan prinsip keagamaan.

Satu sisi lain perihal kesetaraan gender ini banyak lebih menguntungkan p[ada perempuan, karena perempuan dapat memiliki kebebasan seluas – luasnya untuk meraih cita – cita dan mendapatkan hak agar diperlakukan samaseperti kaum laki-laki umumnya, dan tidak ingin terkekang oleh pemikiran kuno yang membuat mereka kembali akan kodrat.. Perempuan pun mulai bebas dan berani untuk memengemukakan pendapat ,opini dan juga mulai untuk menentukan sendiri akan keinginan yang ingin di raihnya.

Akhirnya kaum perempuan mulai naik dan terlihat dalam sepak terjangnya di berbagai aspek kehidupan. Contohnya dari jabatan ketua organisasi sampai kepada jabatan nomor satu negeri yaitu Presiden. Dan ini sudah terbukti bahwa perjuangan dari para pejuang wanita terdahulu itu benar berhasil dan dirasakan dampaknya sekarang ,dan tidak salah kalau perempuan dapat merasa bangga akan hal ini. Tapi hal yang terpenting adalah bagaimana perempuan itu tidak lupa akan posisinya sebagai manajer dalam rumah tangga dan keluarganya dan dapat melakukan semuanya itu dengan seimbang di semua fungsi yang ada di rumah maupun di luar rumah.

Tapi sisi lain adalah, jika kesetaraan gender ini dapat menjadi cambuk untuk kaum perempuan itu sendiri. Contohnya jika si perempuan sudah merasakan enak dengan posisinya, pekerjaan bahkan prestasi yang dimilikinya, maka mereka akan merasa dirinya berada di atas sang suami , baik karena jabatan ataupun penghasilannya. Dan akhirnya mereka merasa mampu untuk membiayai apapun dengan uang yang mereka miliki dan lupa akan adanya suami disamping mereka yang memang sudah tugas dan kewajiban para suamilah untuk membiayai semua kebutuhan keluarganya. Jika melihat hal ini ,apa yang akan terjadi kemudian? Terjadi pertengkaran demi pertengkaran karena sang suami merasa sudah tidak dihargai lagi,sehingga akan berakhir pada satu titik kejenuhan yang bermuara pada perceraian. Atau jika hal tersebut tidak terjadi maka akan terjadi eksploitasi pada kaum wanita didalam rumahnya sendiri. Dimana sang istri yang akan bekerja membanting tulang dan suami hanya akan berada dirumah serta bersenang senang dari keringat sang istri.

Melihat hal ini, maka sapa yang layak untuk disalahkan? Sang Perempuan atau sang Laki- laki? Atau lebih tragis lagi apakah kesetaraan gender inilah yang pantas untuk disalahkan?

Tidak ada yang pantas untuk disalahkan karena yang di butuhkan adalah perbaikan dalam komunikasi diantara keduanya, serta perbaikan dalam memantapkan komitmen dari kedua pihak dan kesadaran untuk tahu dan mengerti tentang posisi dan kapasitas masing – masing.

Tidaklah salah jika, dari pribadi kita untuk memahami tantang makna yang tercantum dalam kesetaraan gender khususnya untuk kaum wanita. Dan jika nanti dimana mereka berada dalam meniti karir, maka perempuan – perempuan ini akan tetap mendahulukan kapasitas dan proposinya untuk menjaga rumah tangganya serta mengkomunikasikan segala sesuatunya dengan keluarga. Yang pada akhirnya nanti tidak terjadi lagi konflik keluarga yang dramatis, meskipun fenomena dan potensi dari konflik ini sangat dekat, seperti perceraian, kekerasan dan eksploitasi wanita yang sampai sekarang bahkan tidak mungkin akan tetap terjadi. Dengan kekuatan dan semangat dari RA Kartini dan para kaum pejuang wanita terdahulu yang ada di negeri ini harus tetap ada dan terus berjuang dalam membangun bangsa menuju kearah yang lebih baik dengan dilandasi nilai – nilai demokrasi yang berkeadilan dan sejajar diantara wanita.

Paku Buwono X Aktor di Balik Pergerakan Nasional

Sabtu, 16 Mei 2009 | 14:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Dr Sri Juari Santoso mengatakan bahwa usul pemberian gelar pahlawan kepada Sri Susuhunan Paku Buwana X adalah tepat karena dia merupakan seorang motivator di balik layar atas pergerakan nasional.

Menurut Sri Juari, saat menjadi pembicara seminar "Menggali Jati Diri Bangsa Berbasis Nilai Multi Kulturalisme: Mengenang Jasa dan Kepahlawanan Sri Susuhunan Paku Buwono X" di Jakarta, Sabtu (16/5), sejarah berdirinya NKRI tak bisa lepas dari peran Keraton Surakarta pada masa Paku Buwono X.

Dalam masa pemerintahannya (1893-1939), keraton merupakan motivator berbagai pergerakan nasional di Kota Solo.

Sri Juari juga menyebut kebesaran Paku Buwono ini adalah kebebasan wilayah Surakarta menjadi satu-satunya daerah di Indonesia untuk mengibarkan bendera gula kelapa atau merah putih, sedangkan tempat lain bendera Belanda.

"Sri Susuhunan secara terbuka atau diam-diam memberikan dukungan kepada perkumpulan-perkumpulan politik pada awal abad ke-20," kata Sri Juari, saat menjadi pembicara seminar "Menggali Jati Diri Bangsa Berbasis Nilai Multi Kulturalisme: Mengenang Jasa dan Kepahlawanan Sri Susuhunan Paku Buwono X" di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, pergerakan nasional yang bertujuan mengusir kolonialisme pemerintahan Hindia Belanda dari kota Solo menjadi pusat pemerintahan yang ada saat itu juga menjadi pusat pergerakan nasional.

Beberapa pergerakan nasional juga lahir di Solo, seperti Syarikat Dagang Islam pada 1905 yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam pada 1911, Budi Utomo yang berdiri di Batavia (Jakarta), tetapi 80 persen beroperasi di Solo. Demikian kata Sri Juari.

Guru besar UGM ini mengungkapkan bahwa Paku Buwono X sebelumnya sudah membaca perkembangan dan mendorong putra-putra dan kerabat keraton agar belajar untuk melakukan gerakan perjuangan.

"Adanya dukungan dari Paku Buwono X ini mengakibatkan perkumpulan-perkumpulan politik yang melawan pemerintahan Belanda ini bisa berjalan, sehingga layak apabila dijadikan sebagai pahlawan nasional," kata Sri Juari.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Mooryati Sudibyo, dalam kesempatan yang sama, juga mengatakan pemerintahan Paku Buwono dalam rentang 46 tahun lamanya memiliki prestasi gemilang yang meliputi beragam bidang, seperti Stasiun Kereta Api Balapan, Pasar Klewer-Solo, Stadion Sriwedari, Pesangrahan, Pemandian, istana dan masjid yang hingga saat ini masih berdiri kokoh.

Menurut Mooryati, bukti kepahlawanan Paku Buwono salah satunya adalah menyatukan trah Mataram yang diceraiberaikan Belanda dengan melalui perkawinan.

Diplomasi melalui perkawinan ini cukup ampuh untuk mengendorkan ketegangan keraton di Jawa yang masih dalam satu keturunan.

Sementara itu, Guru Besar UGM Dr Gunawan Sumodiningrat mengatakan usul gelar pahlawan kepada Paku Buwono X ini bukanlah sebagai tujuan utama, tetapi lebih pada penanaman nilai-nilai luhur yang dimiliki untuk dilanjutkan pada genarasi selanjutnya.

Usul pemberian gelar pahlawan ini harus mendapat dukungan dari masyarakat, termasuk di dalamnya budayawan dan sejarawan.

Capres Pilihan Gunung Merapi dan Sungai Blongkeng

Kompas.com ( 2 Juni 2009 )

Penentuan calon presiden (capres) tidak harus melulu melalui perhitungan politik yang rumit. Jauh di Desa Pucanganom, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, figur pemimpin negara yang diimpikan ini bisa ditentukan dari suara-suara alam, penyatuan aspirasi dari aliran Sungai Blongkeng serta asap putih Gunung Merapi yang ada di sekitarnya.

Pencarian aspirasi dari alam tentang capres impian tersebut dikemas oleh Agus Merapi, seniman asal Kecamatan Dukun, dalam bentuk ritual sakral di t epi Sungai Blongkeng. Diiringi musik tetabuhan, dia pun bergerak meliuk-liukkan badan dengan atraktif. Sembari terus mengunyah aneka bunga, mulutnya pun terus menerus komat kamit mengucapkan doa. Setelah merasa mendapatkan pencerahan, inspirasi tentang figur pemimpin itu pun siap digoreskan.

Perlahan, Agus membuka kanvas yang sudah diletakkannya di tepi sungai. Di kanvas itu, sudah terlukis enam orang, tiga pasangan capres-calon wakil presiden (cawapres) yang saat ini sudah mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, bukan mereka yang dimaksud oleh alam.

Agus menggoreskan kuas dengan cat warna ungu. Setelah figur wajah sudah separuh selesai, terlihat bahwa yang digambar adalah sosok laki-laki. Namun, dugaan itu ternyata salah. Pada akhirnya wajah maskulin itu justru dilukis dengan memakai anting dan sanggul dengan untaian melati.

Namun, Agus mengatakan, figur yang digambarnya sama sekali tidak mengarah pada sosok siapa pun.

Yang saya gambar sekarang adalah satrio piningit, sosok idaman alam. Dia bisa didefinisikan sebagai perempuan atau laki-laki karena satrio piningit adalah gambaran karakter kesatria yang semestinya menjadi karakter bagi pemimpin bangsa di masa mendatang, ujarnya.

Seorang berwatak satrio piningit, menurut Agus, adalah orang yang selalu mampu bersikap selayaknya seorang kesatria yang mau menerima kritik, kesalahan, dan kekalahan dengan lapang dada.

Dengan begitu, jika pasangan capres-cawapres tidak bisa menunjukkan sikap bersahabat dan menghargai satu sama lain, mereka jelas sama sekali tidak berwatak satrio piningit, ujarnya.

Pemimpin yang berkarakter seperti satrio piningit, menurut dia, adalah pemimpin yang dapat bersikap bijaksana dan melihat segenap persoalan dengan jernih. Dengan pemimpin yang seperti inilah, diyakini segenap persoalan bangsa dapat diselesaikan dengan baik.

Ritual pun ditutup dengan melarung kanvas dan kepala kambing ke Sungai Blongkeng. Acara ini dimaksudkan untuk menyucikan figur capres-cawapres yang tergambar dalam kanvas, sekaligus membersihkan mereka dari nafsu kebinatangan yang disimbolkan oleh kepala kambing.

Jadi adakah figur capres-cawapres yang sesuai suara alam ? Andalah yang memilih...


Senin, 01 Juni 2009

Renungan

Rekans:.......
hanya sekedar renungan saja.....
Bagaimana jadinya kalau TKA semakin banyak di bumi Indonesia ini tanpa ada nya PROTEKSI, sehingga kita sangat mengabaikan saudara-2 kita yang ter-usir dari Negara tertentu oleh karena alasan yang juga tertentu.
Sehingga semakin banyak nya angkatan kerja yang meng-inginkan pekerjaan dari Level Tehnisi sampai dengan Midle Class (Engineer), ini pun akan semakin sulit apabila peluang yang ada sudah tidak lagi ramah untuk kita sebagai tuan rumah????
Sudah lah pasti harga jual TKI akan semakin rendah oleh karena bargaining nya sudah mempunyai alternatif yang menurut mereka yang berkompeten melebihi dari apa yang ada.
Maka jangan harap Invlasi Rupiah akan menguat karena nya, ini dapat di pastikan Demand Valas akan semakin tinggi oleh karena Negara / Pengusaha mempunyai kepentingan untuk membayar mereka setiap bulan nya.
So,,,jangan biarkan Negri berjalan tanpa ada nya PROTEKSI, maka sudah tiba lah saat nya kita bangkit bersama Pemerintahan yang baru dan juga mempunyai komitmen PERUBAHAN.
KITA PASTI BISA.


Salam
Indonesia

Dua Sifat

Seorang pemuda Indian bertanya kepada kakeknya mengapa dia mudah sekali
tersinggung, gampang marah, tdk tenang dan selalu punya prasangka buruk
terhadap orang lain. Dia ingin tahu cara mengubah perangainya...

Sang kakek berkata,bahwa dalam diri manusia ada dua ekor serigala. Serigala
yang satu selalu berpikiran negatif, mudah marah dan selalu punya prasangka
buruk. Sedang serigala yang lain selalu berpikiran positif, baik hati, dan
suka hidup damai. Setiap hari kedua serigala ini selalu berkelahi.

Lalu siapakah yang menang? tanya si pemuda.
Yang menang adalah yg setiap hari kau beri makan, kata sang kakek.

Friends...
Earl Natinghle pernah menuliskan "KITA ADALAH APA YANG KITA PIKIRKAN". Kita
akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan ttg diri kita. Kenapa
sehh...pikiran itu begitu dahsyat pengaruhnya. Ternyata pikiran2 yg kita
masukkan dalam diri kita akan mempengaruhi perilaku kita sehari2,prilaku
akan membentuk watak, watak akan membentuk kebiasaan kita dan kebiasaanlah
yang akan menentukan nasib kita.

Emang sih nasib manusia itu ditentukan sama Tuhan...btw...manusia juga punya
kebebasan loh...menentukan nasibnya sebelum itu terjadi. Kan Tuhan ga akan
merubah nasib umat-Nya kalo manusia itu sendiri ga mau merubahnya, ya
toohhh...!!

So,start from thiz dayz mulailah memasukkan pikiran2 positif dalam diri kita
juga pikiran2 besar. Setiap pagi sebelum memulai hari katakan pada diri kita
"SAYA BISA,SAYA PASTI BISA...SAYA PASTI BISA MELAKUKANNYA. TIDAK ADA
HAMBATAN SEBESAR APAPUN YANG DAPAT MENGHENTIKAN SAYA."

Well...you'll see the words power.

KOMPAS.com

DonkeyMails.com: No Minimum Payout

Foto Kiriman

Foto Kiriman
Mei 1998

di senayan

menunggu keputusan Mei 1998