DonkeyMails.com: No Minimum Payout
Join Vinefire!

Selamat Bergabung di INDONESIA MANDIRI

Berat????,,, memang di situlah letak nya perjuangan demi kemajuan kita barsama.
Kalau saja Bung Karno dengan kesederhanaan gaya hidup Rakyat Indonesia ketika itu berani memperjuangkan, dan bahkan beliau sangat kenyang keluar masuk Penjara - kami yakin kita tidak akan seperti itu, namun tetap memerlukan Pemikiran significant, bila tidak maka DEKOLONIALISASI gaya baru akan sangat tidak terasa apabila anda tidak bergerak darisekaran.

Selasa, 02 Juni 2009

Menyimak Dongeng Pancasila Garin dan Franky

Budayawan Garin Nugroho (kanan) dan musisi Franky Sahilatua tampil berkolaborasi melalui musik dan cerita dalam acara bertajuk Dongeng untuk Bangsa di Bentara Budaya Jakarta, Senin (1/6) malam.
Selasa, 2 Juni 2009 | 02:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Bagaimanakah anda menerjemahkan Pancasila dalam kehidupan anda? Boleh jadi membayangkan terjemahan Pancasila adalah hapalan dari sila-sila yang ada pada Pancasila, atau menjalani penataran P4 seperti pada zaman Orde Baru dulu.

Bagi dua seniman semacam Garin Nugroho dan Franky Sahilatua, memaknai Pancasila ternyata bisa sedemikian luas dan indah. Menerjemahkan Pancasila bagi keduanya bisa berarti pertemuan masyarakat gunung dan pantai di daratan flores, di mana terjadi pertukaran antara garam dan terung, ikan dan ketela. Sebuah kegiatan ekonomi yang tak butuh teori yang diimpor dari Barkley atau institusi pendidikan besar lainnya. Semua praktik kehidupan berjalan secara wajar, saling menguntungkan.

Berlangsung di Bentara Budaya Jakarta pada Senin (1/6) mulai pukul 19.00 WIB, musisi Franky Sahilatua dan sutradara Garin Nugroho menggelar sebuah civic forum yang diberi judul Dongeng Pancasila.

Menurut Garin, dongeng yang ia paparkan adalah media komunikasi alternatif ketika civic forum tak lagi dapat tempat. Melalui dongeng ini dapat ditemukan nilai-nilai kebangsaan lewak kisah sederhana yang hidup di dalam masyarakat. Muali dari masalah kepemimpinan, bencana, ekonomi rakyat hingga religiusitas.

Menurut rencana, acara ini akan dikelilingkan di 10 kota di Indonesia. Jakarta adalah kota keenam yang disinggahi Franky dan Garin. Sepuluh kota yang sudah dan akan disinggahi adalah; Ende (NTT), Solo, Semarang, Malang, Surabaya, DI Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Makassar dan Medan.

Dongeng Pancasila sebagai salah satu seri Dongeng Bangsa adalah cara menumbuhkan nilai dan ruang civic forum setelah masyarakat politik terkikis oleh politik uang, citra, konsumerisme dan kekuasaan itu sendiri lantaran masyarakat sudah tak respek lagi dengan nilai dasar Pancasila yang hanya dianggap sebagai dongeng belaka.

Melalui acara "Dongeng Pancasila", nilai-nilai kebangsaan dikomunikasikan berdasarkan perjalanan dua seniman ini. Sebuah dongeng yang berisi tentang visi, pengalaman, emosi, empati dan cara berpihak terhadap masalah-masalah kemasyaratakatan. Melalui acara ini, Pancasila diceritakan secara sederhana melalui kisah Soekarno, apel malang, Marcopollo dan lain-lain.

Dalam dongeng ini, Franky Sahilatua mendendangkan lagu-lagu ciptaannya yang sarat dengan tema sosial kemasyarakatan yang selama ini kerap dinyanyikannya di panggung-panggung musik non-komersial. Pada setiap lagu yang dibawakan Franky, Garin mengajak hadirin mendengarkan dongeng sesuai tema lagu yang dibawakan Franky.

Seperti yang terjadi di malam itu, usai Franky menyanyikan lagu "Paman Sam dan Paman Abu" yang berbahasa Manggarai, Garin pun melanjutkannya dengan perkisahan mengenai masyarakat di daerah Flores yang mampu menggerkan kehidupan dengan cara-cara sederhana tapi bermanfaat bagi kehidupan.

Begitulah, pertunjukan pun usai sekira satu setengah jam. Penonton yang hadir memberi tepuk tangan takzim. Barangkali, sebgaian di antaranya telah merasa diingatkan tentang nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa yang selama ini terpinggirkan oleh jargon-jargon yang menggiurkan tapi sebenarnya kosong makna.

Tidak ada komentar:

KOMPAS.com

DonkeyMails.com: No Minimum Payout

Foto Kiriman

Foto Kiriman
Mei 1998

di senayan

menunggu keputusan Mei 1998